Kendal, Jawa Tengah — Suasana duka menyelimuti Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang setelah enam mahasiswanya ditemukan meninggal dunia akibat terseret arus Sungai Jolinggo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal. Insiden tragis itu terjadi pada Senin (3/11/2025) saat para mahasiswa tengah mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Kronologi Kejadian
Sebanyak 15 mahasiswa UIN Walisongo diketahui sedang melaksanakan kegiatan sosial bersama warga di sekitar sungai. Mereka sempat berfoto dan bermain air di tepian sebelum tiba-tiba arus deras datang dari hulu. Tanpa sempat menyelamatkan diri, 6 orang terseret derasnya arus, sementara sembilan lainnya berhasil diselamatkan warga dan tim SAR.
Menurut laporan Suara Merdeka dan Detik.com, proses pencarian berlangsung dramatis selama tiga hari. Tim SAR gabungan menemukan lima korban dalam radius beberapa kilometer dari lokasi kejadian. Korban terakhir ditemukan pada Kamis (6/11/2025) di daerah muara sungai, sekitar 15 kilometer dari titik awal.
Respons Rektor, DEMA Kampus dan Publik
Pihak UIN Walisongo melalui Rektor Prof. Dr. Imam Taufiq menyampaikan duka mendalam dan memastikan seluruh proses pemulangan serta pendampingan keluarga dilakukan sepenuhnya oleh kampus. “Kami berduka sangat dalam. Kampus akan melakukan evaluasi total terhadap sistem pelaksanaan KKN, termasuk aspek keselamatan mahasiswa,” ujar Imam Taufiq seperti dikutip Media Indonesia.
Namun, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo mengkritik lemahnya pengawasan dalam pelaksanaan KKN. Mereka menilai kegiatan mahasiswa di lapangan seringkali minim pendampingan langsung dari dosen pembimbing dan kurangnya pemetaan risiko di lokasi KKN yang berpotensi berbahaya.
Tragedi ini membuka diskusi luas di kalangan akademisi dan masyarakat tentang pentingnya manajemen risiko dalam kegiatan lapangan mahasiswa. Banyak pihak mendesak agar kampus dan kementerian terkait memperketat protokol keselamatan KKN, termasuk pelatihan mitigasi bencana dan koordinasi dengan aparat desa sebelum kegiatan dimulai.
Kepala Basarnas Jateng, Dwi Purnomo, menegaskan pentingnya kewaspadaan di daerah dengan potensi banjir bandang. “Sungai Jolinggo kerap mengalami arus mendadak setelah hujan di wilayah hulu. Aktivitas di area seperti ini seharusnya mendapat pengawasan ekstra,” katanya.
Jenazah keenam mahasiswa telah dimakamkan di kampung halaman masing-masing dengan prosesi yang dihadiri keluarga, dosen, dan rekan sejawat. UIN Walisongo berkomitmen memperbaiki tata kelola kegiatan KKN agar kejadian serupa tidak terulang.
Tragedi di Sungai Jolinggo bukan sekadar kehilangan bagi kampus, tetapi juga menjadi pengingat bahwa dedikasi mahasiswa untuk masyarakat harus selalu diiringi dengan jaminan keselamatan.

Komentar