"Skill Sikil", Pameran Karya Lukis dengan Kaki

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

 


Iklan

"Skill Sikil", Pameran Karya Lukis dengan Kaki

Admin Redaksi
Minggu, 24 Desember 2023
SALATIGA | HAMER - Dua pelukis kondang, Sabar Subardi dari Salatiga dan M. Asroel dari Tabanan, Bali, menggelar pameran dan demo lukisan dengan kaki di warung Teduh Salatiga, Sabtu (23/12/2023).

Kedua pelukis ini memiliki keahlian khusus. Keduanya melukis dengan kaki. kedua seniman ini berhasil memukau dengan kreativitas mereka.
     
Keterbatasan fisik bukan menjadi halangan untuk berkarya. Sabar dan Asroel membuktikan bahwa kaki mereka mampu menjadi alat ekspresi seni yang luar biasa. 
     
Karya lukisan mereka tidak hanya mencuri perhatian lokal, tetapi juga mendapat apresiasi internasional. Pasalnya, beberapa karya Sabar Subardi telah dikoleksi oleh kolektor seni dari Taiwan, Inggris, dan Jepang, membuktikan bahwa kualitas karya mereka tidak bisa diremehkan.
    
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Nunuk Dartini, Kepala Disbudpar Kota Salatiga, Yayat Nurhayat, dan Kapolres Salatiga, AKBP Aryuni Novitasari yang diwakili oleh Kapolsek Argomulyo, IPTU Nurwakhidin. Turut hadir juga sejumlah tamu undangan lainnya.
     
Acara dimulai dengan demo lukis, di mana tamu undangan pertama kali terlibat dalam memberikan goresan warna di kanvas.

Sabar Subardi, dalam wawancara dengan media, menyebutkan bahwa demo dan pameran lukisan hari ini diberi nama "skill sikil," sebuah frasa yang diperolehnya dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat berlangsungnya pameran di Mall Ciputra Semarang.

"Waktu itu beliau pak Ganjar berkenan hadir di acara pameran. Saat ditanya wartawan bagaimana komentarnya dengan lukisan ini dan pada waktu itu pak Ganjar menjawab wah ini skill sikil tenan iki. Maka itu saya pikir ini akan saya jadikan tajuk pada pameran berikutnya,"ungkapnya.

Subardi mengungkapkan, pelaksanaannya ia menunggu momen yang tepat. Ketika ada dua pelukis yang punya skillnya di sikil ya ini momen yang tepat.

Ditanya terkait tiga goresan di atas kanvas, Subardi mengungkapkan bahwa merespon tiga goresan tersebut memerlukan tanggung jawab dan transformasinya menjadi sesuatu yang dapat diterima secara komunikatif.

"Tantangannya bagi seniman terletak di sana. Menanggapi goresan yang acak. Saya dan Pak Asrul mampu menerjemahkan goresan tersebut menjadi sesuatu yang, secara semiotik, dapat diartikan sebagai simbol tertentu," terang Subardi.

Dalam dunia seni, Subardi, seorang pelukis, berbicara tentang kesulitan dalam proses kreatifnya. Seiring dengan responsnya terhadap goresan seni, pelukis asal Bali lainnya, Asrul, juga memberikan pandangannya. 

Asrul menyatakan keyakinannya bahwa kesulitan adalah bagian alami dari proses kreatif, terutama ketika melakukan sesuatu secara spontan. 

Terpisah, kepala dinas pendidikan Nunuk Dartini berharap anak anak difabel, berkebutuhan khusus di Salatiga dengan kelebihanya masing masing bisa mengekspresikan diberikan ruang dan kesempatan.(**)



Tag Terpopuler